Dr. H. Bima Arya Sugiarto, S.H., merupakan walikota Bogor yang ke-16. Bima menjadi walikota Bogor untuk periode kedua yang menjabat sejak 20 April 2019.
Bima lahir di klinik dr Soekoyo Paledang Bogor 17 Desember 1972. Bima merupakan anak dari pasangan Toni Sugiarto dan Melinda Susilarini. Bima merupakan anak sulung dari 3 bersaudara.
Bima menikah dengan Yane Ardian, seorang gadis Bogor pada 28 Desember 2002. Bima dan Yane kini dikaruniai dua orang anak, perempuan bernama Kinaura Maisha (Kin), dan laki-laki bernama Kenatra Mahesha (Ken).
Bima Arya melewati masa kecil di Bogor, bersekolah dari SD – SMA di Bogor. Dia bersekolah di SDN Polisi IV, SMPN 1 Bogor, dan SMAN I Bogor.
Selepas SMA, Bima Arya meneruskan ke Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung jurusan Hubungan Iternasional. Di Unpar, Bima Arya menjalani kehidupan mahasiswa dengan berorganisasi.
Di organisasi, Bima sempat menjadi wakil ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), Ketua II Senat Mahasiswa FISIP dan Badan Pekerja Sekretariat Forum Mahasiswa HI Indonesia.
Selain itu, Bima juga beberapa kali terpilih mengetuai kepanitiaan acara mahasiswa. Puncaknya pada 1995 menjadi ketua umum Panitia Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke VII di Gedung Asia Afrika Bandung.
Lulus dari S1, Bima melanjutkan studinya di Development Studies, Monash University, Melbourne pada tahun 1996. Kemudian pada 1998, Bima kembali ke Indonesia dan mengawali karier sebagai staf pengajar di jurusan HI Unpar.
Awal 2001, Bima memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Dia memulai karier baru di Universitas Paramadina.
Bima meneruskan program Doktoral di Australian National University, Canberra, dalam bidag Political Science
& International Relationsdan lulus tahun 2006.
Dalam bidang politik, Bima merupakan polisisi PAN. Saat ini Bima menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Politik dan Komunikasi. Bima juga merupakan salah satu deklarator PAN pada tahun 1998. Bima termasuk pendiri lembaga konsultan politik Charta Politica.
Bima termasuk walikota yang populer yang dilirik untuk menajdi calon Gubernur Jawa Barat atau DKI Jakarta.
Mengutip Republika.co.id, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto mengaku, siap menjalankan perintah partai terkait karir politiknya ke depan. Hal itu menyusul setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) memberi pilihan untuk mencalonkan Bima Arya menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta atau Jawa Barat, ketika safari politik di Bogor akhir pekan lalu.
Bima Arya mengakui, jika mendapat dua opsi tersebut dari Zulhas. Sebagai kader, dia pun mengaku, siap menjalankan perintah partai.
“Karena yang diminta partai terbaik pasti juga terbaik buat saya, saya siap untuk itu entah di DKI atau Jawa Barat. Kalau di luar itu apabila ada penugasan lain ya sebagai kader harus siap juga,” ujarnya, Selasa (16/11/22) seperti dikutip dari Republika.co.id.
Darah politisi memang mengalir di tubuh Bima. Ayah Bima, Toni Sugiarto adalah seorang perwira polisi yang kemudian menjadi anggota DPR RI mewakili Fraksi ABRI dengan pangkat Brigadir Jendral. Semasa hidupnya Toni Sugiarto dikenal sebagai tokoh Bogor, pemimpin yang sangat merakyat dan luas pergaulannya di Kota Bogor.
Toni Sugiarto adalah salah satu tokoh Bogor yang banyak berkiprah di organisasi kemasyarakatan di Bogor, angtara lain Paguyuban Bogoriensis yang ia dirikan beserta tokoh-tokoh Bogor lainnya. Toni Sugiarto adalah Ketua Umum Paguyuban Bogoriensis tahun 1993-1997.
Ibunda dari Bima Arya, Melinda Susilarini adalah juga figur yang penuh dengan prestasi di Bogor. Melinda adalah Juara kedua Ratu Pariwisata Karesidenan Bogor, setelah itu menjadi Juara kedua Ratu Pariwisata Jabar, dan kemudian pada tahun 1971 mewakili Bogor di pentas nasional terpilih menjadi juara kedua Ratu Indonesia.
Sementara kakek Bima Arya, Barna Muhammad (dari pihak ibu) adalah Kepala Rumah Tangga Istana Bogor pada jaman Presiden Soekarno dan R. Soekojo (dari pihak ayah) adalah pensiunan pegawai kehutanan, tinggal di Paledang Bogor.
Karir
- 1998-2001: Dosen Fisip Universitas Parahyangan
- 2001-2002: Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina
- 2001-2014: Dosen Universitas Paramadina
- 2004-2006: Peneliti di Research School for Pasific and Asian Studies, Canberra.
- 2006-2010: Direktur Eksekutif Lead Institute Paramadina
- 2007-2008: Konsultan di Partnership for Governance Reform, UNDP
- 2008-2010: Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia
- 2009-2010: Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka
- 2010 Dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina
- 2010 Komisaris Charta Politika Indonesia
- 2014-2019 & 2019-sekarang: Wali Kota Bogor